All Content From KBS2
Ditulis Ulang Oleh : GioK
Sinopsis Lengkap : Vengeance of the Bride
Selanjutnya : Vengeance of the Bride Eps 2
Eun Seo Yeon keluar dari lift dengan baju dan tangan penuh darah. Dia terus berjalan menuju ke aula utama. Dua orang berseragam pelayan yang keluar dari dalam aula utama, terkejut melihat penampilan Seo Yeon. Seo Yeon lantas masuk dan melihat seorang pria yang tengah berpidato di depan para hadirin, dengan tatapan nanar. Saat itu, adalah ulang tahun Le Blanc yang ke-32. Seo Yeon menatap marah pria itu sambil berbicara dalam hatinya.
Seo Yeon : Apakah semua yang dia buat cantik? Tidak. Mereka tidak lain hanyalah dosa-dosa kotor.
Kita mendengar pidato pria itu.
"Selama 31 tahun terakhir, Le Blanc hanya bisa berbaris menuju puncak. Dan akhirnya, aku, Kang Baek San, mencapainya. Le Blanc berada di posisi pertama dalam evaluasi brand kecantikan tahun ini! Le Blanck sekarang menjadi merek global...
Seo Yeon masih menatap nanar Baek San.
Seo Yeon : Jika dewa tidak bisa melakukannya, maka aku akan menghakiminya. Dia pernah menjadi ayahku. Dosanya terlalu berat, harus dibayar dengan kematian. Aku akan menghancurkannya perlahan dan menyakitkan. Itu adalah mimpiku. Aku akan meruntuhkan istana emasnya yang berlumuran dosa dan darah.
Seo Yeon lalu mendekati meja hidangan. Dia mengambil sebotol wine. Lalu, dia menuangkan wine ke arah stop kontak. Omo! Dia melakukannya sambil terus menatap Baek San dengan tatapan sakit hati. Seketika, percikan api mulai terjadi karena stop kontak yang basah. Para tamu undangan pun bergegas menyelamatkan diri mereka.
Seo Yeon masih menatap nanar Baek San.
Tak lama kemudian, dia melihat speaker yang ada tepat di atas kepala Baek San bergoyang-goyang. Speaker itu kemudian jatuh ke bawah.
Adegan beralih ke 30 tahun lalu, dimana Baek San membunuh seorang pria. Tak lama kemudian, istri dari pria yang tewas itu datang. Dia yang tengah hamil besar, terkejut melihat suaminya terkapar di lantai dengan kepala berdarah. Dia pun langsung mendekati suaminya. Namun, suaminya sudah tak bergerak saat coba dia bangunkan. Wanita hamil itu kemudian menatap ke arah Baek San yang tersenyum licik kepadanya.
Petir tak henti menggelegar. Seorang wanita tua yang tengah berkeliaran di luar rumah, terkejut. Dia bertanya2, apakah hari akan hujan. Lalu dia menyebut menantu perempuannya gadis yang beruntung. Lantas dia mengomel karena menantu perempuannya itu akan melahirkan sekitar sepanjang tahun itu. Dan dia bilang, menantunya akan menderita nyeri sendi di kemudian hari.
Kilat menyinari kediaman yang ada di depan wanita tua itu. Sontak dia terkejut dan bertanya-tanya, apa istri Tuan Jin akan melahirkan dalam waktu dekat. Penasaran, dia pun pergi ke dalam untuk mengecek.
Sementara di dalam rumah itu, wanita hamil tadi mengamuk. Dia bertanya-tanya bagaimana bisa Baek San membunuh suaminya. Baek San tersadar dan coba menyadarkan pria yang sudah tewas dia bunuh. Dia memanggil-manggil nama pria itu.
Baek San : Il Seok-ah!
Wanita hamil itu beranjak ke meja telepon. Dia mau menghubungi polisi. Baek San yang tidak mau ditangkap, mengambil telepon di atas meja duluan. Lalu dia membanting telepon itu.
Wanita hamil lalu berteriak, meminta Baek San menghidupkan suaminya lagi sambil mengguncang-guncangkan tubuh Baek San. Baek San marah dan mendorong wanita hamil itu ke lantai dengan keras.
Bersamaan dengan itu, wanita tua tadi datang. Dia terkejut melihat perbuatan Baek San. Ditambah lagi, wanita hamil itu sudah terkapar di lantai. Untuk sesaat Baek San terkejut melihat wanita tua itu tiba2 datang. Dia memanggil wanita tua itu dengan panggilan 'ibu' dengan wajah terkejutnya. Tak lama kemudian, dia berlari keluar. Nyonya Kang mau mengejar Baek San, namun wanita hamil tadi tiba2 berteriak. Ibu Baek San kembali dan bingung harus bagaimana menatap wanita hamil itu.
Di ruang bersalin, ada wanita lain yang hendak melahirkan juga. Sepertinya, dialah menantu yang tadi disebut-sebut oleh ibu Baek San. Tapi hanya ada perawat di sana, sementara istri Baek San sudah kesakitan. Tak lama kemudian, dokter pun datang. Perawat langsung mendekati dokter.
Perawat : Kenapa lama sekali?
Perawat mengendus2 bau dokter.
Perawat : Berapa banyak yang kau minum kali ini?
Dokter : Mari kita lihat. Apakah bayi anda akan menjadi putri atau pangeran?
Ma Dae Geun berhenti berlari. Dia lalu celingukan dengan wajah panik dan napas terengah-engah. Tak lama, dia melihat ke arah tong sampah disamping tumpukan kantong sampah. Ternyata Dae Geun lagi dikejar2 para preman. Para preman kebingungan mencari Dae Geun yang tiba-tiba menghilang. Tak lama kemudian, salah seorang dari mereka melihat ke arah tong sampah. Dia pun langsung ngasih tau bosnya. Bos preman mendekat. Dia membuka tutup tong sampah tapi Dae Geun gak ada di sana. Si bos preman langsung memarahi anak buahnya yang dianggap tidak becus dalam bekerja. Mereka lantas pergi, mencari Dae Geun.
Setelah mereka pergi, Dae Geun muncul dari balik tumpukan kantong sampah. Dia pun mengomel, menatap ke arah para preman itu pergi.
Dae Geun : Aku berlari mengelilingi kota di tengah malam. Jika aku berjudi lagi dengan uang yang aku pinjam dari kalian, aku akan mengubah namaku dari Ma Dae Geun menjadi Dae Geuun si pecundang!
Dae Geun kemudian pergi. Tapi, pas di belokan, dia ditabrak seorang pria. Dae Geun kesal dan mencengkram pria itu. Tapi begitu melihat siapa yang menabraknya, dia kaget. Itu Baek San. Dia makin kaget melihat Baek San penuh darah.
Bu Kang (ibunya Baek San kita panggil Bu Kang aja yaa?? Oke?) mendekati istri Il Seok yang hendak melahirkan. Dia cemas, Nyonya Seo.
Nyonya Seo meminta bantuan Bu Kang Dia minta dibawa ke rumah sakit.
Bu Kang lalu melihat ketuban Nyonya Seo sudah pecah. Lalu dia bilang, mereka sudah tidak keburu untuk ke rumah sakit. Bu Kang lalu melihat ke arah Il Seok. Merasa tidak nyaman, dia mengambil selimut dan menutupi setengah badan Il Seok sampai ke muka dengan selimut itu.
Bu Kang lantas meminta Nyonya Seo menunggu sebentar. Dia bilang, dia sudah pernah melahirkan anak dan meminta Nyonya Seo percaya kepadanya.
Bu Kang : Aku akan mengambil air hangat dan hal-hal yang kita butuhkan.
Nyonya Seo mengangguk.
Bu Kang lantas berdiri dan pergi sambil berkata betapa menyenangkan jika dia bisa membawa Nyonya Seo ke selimut yang tadi dia pakai untuk menutupi jasad Il Seok.
Istri Baek San melahirkan bayi kembar.
Tapi salah satu bayi kembarnya tidak menangis.
Dae Geun dan Baek San ada di Blanc. Di atas meja, tertulis nama Jin Il Seok sebagai Pimpinan Le Blanc. Baek San tengah berusaha membuka brankas diawasi Dae Geun. Dae Geun bilang dia takkan mengalah sampai Baek San ngasih dia uang. Tak lama, pintu brankas terbuka. Dae Geun kaget melihat betapa banyaknya yang di dalam sana. Baek San ngasih uang2 itu ke Dae Geun.
Dae Geun : Baek San, minta aku melakukan apa saja. Aku bahkan akan menghidupkan orang mati.
Baek San : Kau bisa merapikan tanpa bekas, kan?
Dae Geun : Aku mungkin berjudi, tapi aku masih seorang detektif.
Dae Geun lalu mengompori Baek San. Dia bilang mau sampai kapan Baek San hanya menghasilkan uang kecil. Lalu dia bilang, pemilik Le Blanc sekarang adalah Baek San. Semula Baek San kaget, tapi kemudian dia tersenyum senang.
Nyonya Seo telah melahirkan bayinya. Bu Kang bilang, bayinya sangat cantik. Semua jari tangan dan kaki si bayi utuh. Lalu dia menunjukkan tahi lalat berbentuk bintang di bahu si bayi.
Nyonya Seo berkaca-kaca menatap tahi lalat itu. Dia bilang, suaminya bermimpi tentang hujan bintang, jadi suaminya ingin menamai bayi mereka Byeol. Nyonya Seo lantas menangis menatap ke arah jasad Il Seok.
Tiba2 saja, Bu Kang bilang Byeol tidak menangis. Tubuh Byeol juga dingin dan nadinya lemah. Mendengar itu, Nyonya Seo langsung meminta Bu Kang membawa Byeol ke rumah sakit. Bu Kang pun meminta Nyonya Seo menunggunya di rumah. Dia bilang, dia akan segera membawa Byeol ke rumah sakit.
Petir masih menggelegar, namun hujan belum turun.
Bu Kang terus berusaha membuat Byeol menangis.
Bu Kang cemas dan merasa bersalah teringat perbuatan Baek San tadi kepada Il Seok dan Nyonya Seo. Dia pun mendongak, menatap langit yang bercahaya karena kilat sambil berdoa, agar Byeol tetap hidup, karena dia tidak mau menanggung dosa yang begitu banyak jika Byeol menyusul Il Seok.
Nyonya Seo melihat kerincingan bintang di dekat tangan suaminya. Sambil menahan sakit, dia merangkak, mengambil kerincingan bintang itu. Tangisnya pecah lagi. Namun tak lama, pandangannya mengarah ke arah amplop dibawah lemari. Nyonya Seo ingat gimana sumringahnya Il Seok saat membicarakan tentang amplop itu.
Flashback...
Il Seok : Yoon Hee, aku berhasil mengembangkannya. Itu adalah bunga yang mekar hanya satu hari dalam setahun di pegunungan yang diizinkan oleh dewa.
Il Seok memberikan bunga itu kepada Yoon Hee. Yoon Hee bilang bunganya cantik.
Il Seok lalu mengeluarkan dokumen di dalam amplop. Ternyata itu dokumen pengembangan daun rowan Jepang. Dan bunga yang diberikan ke Yoon Hee adalah rowan Jepang.
Il Seok : Sampai sekarang, kami berusaha sangat keras untuk mengembangkan... daun rowan Jepang menjadi krim regeneratif. Kami akhirnya berhasil.
Yoon Hee ikut senang, sayang, selamat.
Flashback end...
Yoon Hee merangkak dan mengambil amplop itu. Lalu dia melihat isinya.
Yoon Hee pun bersumpah akan melindungi dokumen hasil kerja keras Il Seok.
Sementara Bu Kang tiba di rumah sakit sambil memeluk Byeol. Dia celingukan. Tak lama, perawat yang membantu menantunya lahiran, keluar dari dalam ruang bersalin di dekat Bu Kang Bu Kang langsung mendekati si perawat dan melihat wajah kusut si perawat.
Bu Kang : Apakah sesuatu terjadi?
Perawat ngasih tahu kalau salah satu dari bayi kembar yang dilahirkan menantu Bu Kang meninggal.
Bu Kang terkejut mendengar itu. Si perawat pergi. Setelah si perawat pergi, dokter keluar.
Dokter menjelaskan, kalau bayi yang meninggal sudah dalam kondisi buruk.
Lalu Bu Kang mencium bau alkohol dari mulut dokter. Dia marah.
Bu Kang : Apakah itu berarti anda, seorang pemabuk, membantu melahirkan cucuku?
Bersamaan dengan itu, Byeol menangis.
Bu Kang menatap si dokter dengan wajah serius.
Dia bilang, mereka perlu bicara. *Omo! Apa Bu Kang akan mengambil Byeol sebagai ganti cucunya yang meninggal?
Baek San kembali ke kediaman Il Seok, bersama dengan Dae Geun. Dia kaget melihat Yoon Hee tidak ada.
Baek San lalu mencari2 dokumen pengembangan itu tapi dia tak menemukannya.
Baek San : Yoon Hee sudah pergi. Seharusnya di ruangan ini. Yoon Hee mengambilnya.
Dae Geun : Apa yang kau bicarakan?
Baek San : Dokumen tentang pembangunan dari krim Rowan Jepang. Dia kabur dengan bahan-bahan itu!
Baek San lalu berlari keluar dan bertemu ibunya di depan rumah Il Seok.
Dae Geun menyusul Baek San dan terdiam melihat Bu Baek.
Bu Kang : Apa yang kau pikirkan? Serahkan dirimu. Pergi ke polisi dan mohon maaf atas dosa-dosamu.
Baek San marah, apa ibu ingin aku membusuk di penjara selama sisa hidupku, Ibu?
Baek San lalu berkata, rumah dan perusahaan Il Seok milik mereka sekarang.
Bu Kang sedih mendengarnya.
Baek San lantas menanyakan Yoon Hee.
Bu Kang : Dia ada di kamarnya. Kita harus membawanya ke rumah sakit.
Baek San panic, dia bilang Yoon Hee pergi.
Bu Kang : Dia baru saja melahirkan. Kemana dia pergi?
Baek San : Apa? Maksudmu dia punya bayi?
Bu Kang berbohong, dia bilang bayi Yoon Hee meninggal.
Bu Kang : Bayi itu lahir saat banyak hal terjadi. Tidak heran bayinya meninggal. Aku baru saja kembali dari mengubur bayi.
Baek San : Dia baru saja melahirkan. Kemana dia pergi?
Dae Geun : Dia pasti pergi untuk memanggil polisi. Kemana dia pergi? Dia sedang tidak enak badan.
Baek San : Sialan. Segalanya menjadi lebih rumit.
Dae Geun pun langsung pergi. Baek San mau mengikuti Dae Geun tapi ditahan ibunya.
Bu Kang : Jika kau menyakiti seorang wanita yang baru saja melahirkan, kau bukan manusia.
Tapi Baek San gak peduli dan pergi setelah mendorong ibunya.
Bu Kang makin terluka.
Bu Kang : Jangan lakukan itu. Astaga. Jangan lakukan itu. Kau menjadi monster. Jangan lakukan itu.
Yoon Hee berjalan dengan tertatih2, sambil memegang kerincing bintang dan memeluk dokumen pengembangan rowan Jepang Il Seok.
Dae Geun dan Baek San terus mencari Yoon Hee di tengah gelapnya malam, ditemani cahaya senter. Tak lama kemudian, mereka menemukan sepatu Yoon Hee. Dae Geun memeriksa. Dia menaruh tangannya di tapak dalam sepatu. Katanya, sepatunya masih hangat, jadi Yoon Hee tak mungkin pergi jauh. Baek San cemas. Dia bilang mereka harus menemukan Yoon Hee sebelum Yoon Hee memanggil polisi. Dae Geun bilang, kantor polisi masih jauh dari sana. Dae Geun pun mengajak Baek San berpencar. Dia bilang itu satu2nya cara untuk menemukan Yoon Hee.
Yoon Hee terus berjalan, hingga dia tiba di sebuah bangunan tidak terpakai. Saat mau teru berjalan, Yoon Hee melihat cahaya senter. Yoon Hee kaget dan celingukan mencari tempat sembunyi. Dan dia melihat ada tumpukan dus yang ditutupi terpal dibelakangnya. Yoon Hee pun bergegas sembunyi di sana.
Cahaya senter yang dilihat Yoon Hee, ternyata milik Baek San. Baek San terus menerangi sekitarnya untuk mencari Yoon Hee. Tak lama, dia menatap ke arah dus-dusan tempat Yoon Hee sembunyi. Yoon Hee panic menyadari Baek San berjalan ke arahnya. Tapi tepat saat Baek San akan menarik terpal, dia mendengar suara, "Siapa disana!" Baek San langsung pergi. Begitu Baek San pergi, Yoon Hee kembali berjalan.
Jejak kaki terlihat tanah. Jejak kaki yang mengarah ke sebuah pabrik. Di sana, Yoon Hee bersembunyi. Yoon Hee terus menggenggam kerincingan bintangnya. Namun, dokumen pengembangan rowan Jepang sudah tak dia pegang. Yoon Hee menatap kerincingan.
Yoon Hee : Sayang. Menurutku, aku harus pergi denganmu.
Yoon Hee lalu menangis memikirkan Byeol.
Tak lama, dia pun pingsan.
Begitu Yoon Hee pingsan, sebuah cahaya menerangi wajah Yoon Hee.
Seorang bocah laki2 berjalan di dekat kediaman Il Seok.
Bocah itu berjalan sambil memanggil2 ibunya. Lalu dia terdiam menatap kediaman Il Seok.
Baek San menatap jasad Il Seok dengan wajah dingin, sambil memegang jerigen bensin. Tak lama kemudian, dia menuangkan bensin ke tubuh Il Seok. Setelah itu, dia juga menuangkan bensin ke seluruh rumah Il Seok. Baek San lantas menyalakan koreknya. Petir menggelegar. Cahaya kilat menerangi wajah Baek San yang tampak beringas. Tanpa dia sadari, anak kecil tadi sudah berdiri di depan pintu dan terkejut melihatnya menyalakan korek.
Anak kecil itu lalu berlari keluar.
Sampai diluar, dia jatuh terduduk. Tak lama, dia melihat api menyala, membakar kediaman Il Seok. Anak kecil itu syok melihat api yang mulai membakar rumah Il Seok.
Bu Kang menemani menantunya yang habis lahiran.
Istri Baek San bilang, dia kira Bu Kang akan marah karena dia melahirkan anak perempuan. Lalu dia tanya, kenapa Bu Kang tidak marah.
Bu Kang : Itulah yang diinginkan alam semesta. Apa yang bisa kita lakukan? Mereka lahir, jadi kita harus membesarkan mereka. Mereka menandatangani kontrak.
Lalu perhatian mereka teralihkan pada berita kebakaran di televisi.
"Tadi malam, sebuah rumah di Byeolha-ri benar-benar hancur oleh api. Kata pemadam kebakaran bahwa api mulai di dapur. Mereka berpikir bahwa api adalah karena kelalaian. Tuan Jin, pemilik rumah, dan istrinya, Ny. Seo, tewas dalam kebakaran itu. Polisi sedang bekerja untuk mencari tahu penyebab pasti dan tingkat kerusakan. Sayangnya, Ny. Seo, Istri Tuan Jin yang meninggal dalam kebakaran, ternyata hamil."
Sontak lah istri Baek San terkejut mendengarnya.
Sementara Bu Kang yang tengah memegang mangkuk berisi sup ramput laut, juga terkejut. Namun tidak seperti menantunya, dia terkejut karena tahu itu perbuatan Baek San. Saking terkejutnya, dia sampai menjatuhkan mangkuk sup ramput laut.
Bu Kang keluar dan bertemu Baek San.
Bu Kang : Apa yang telah terjadi? Tentang kebakaran itu. Apa yang kau lakukan kali ini?
Baek San : Aku akan mengurusnya, jadi jangan khawatir, Bu.
Bu Kang : Apa katamu? Apa kau tidak punya hati nurani? Bagaimana caramu membayar semua dosamu?
Baek San : Aku hanya melakukan satu dosa. Terlahir tanpa apa-apa. Terlahir sebagai anakmu, anak seorang pembantu.
Bu Kang : Apa katamu? Bagaimana kau bisa...?
Baek San : Aku lahir tanpa apa-apa, dan aku tidak pernah mendapatkan apapun yang aku inginkan. Aku tidak bisa membesarkan anak-anakku seperti itu.
Baek San lalu meminta ibunya menunggu dan melihatnya.
Baek San : Aku akan menjadi kaya dan berkuasa. Akan kutunjukkan padamu ibu.
Baek San masuk ke kamar istrinya.
Bu Kang syok, astaga. Ya Tuhan. Itu semua salah ku. Jika seseorang harus dihukum, tolong hukum aku.
Baek San tengah menggendong salah satu bayi kembarnya.
Istrinya tersenyum melihatnya, betapa manisnya.
Tak lama, dia menggendong bayinya yang satu lagi.
Baek San : Imut-imut sekali.
Istri Baek San : Bukankah bayinya menggemaskan?
Baek San : Mereka seperti malaikat. Terutama bayi ini. Dia memiliki bintang di bahunya. Dia akan menjadi orang yang sangat penting di masa depan.
Kini, bayi yang digendong Baek San, yang memiliki tanda lahir berbentuk bintang itu sudah besar. Dia duduk di depan meja belajarnya dan mengoleskan lotion ke tangannya, lalu mencium wangi lotion.
Setelah itu, dia melihat ke arah kembarannya yang juga tengah melakukan hal yang sama.
Bayi itu, adalah Eun Seo Yeon yang kini menatap nanar Baek San seperti di awal penayangan tadi.
Bersambung................
No comments:
Post a Comment