Pages

Thursday, June 22, 2023

My Perfect Stranger Eps 14 Part 1

 All Content From : KBS2
Ditulis Ulang Oleh : GioK
Sinopsis Lengkap : My Perfect Stranger
Sebelumnya : My Perfect Stranger Eps 13 Part 2
Selanjutnya : My Perfect Stranger Eps 14 Part 2


Mi Sook memberitahu polisi, bahwa insiden yang terjadi di desa mereka, pelakunya, dia melihatnya. Sontak Dong Sik kaget.

Dia semakin kaget saat Mi Sook bilang pelakunya adalah Min Soo.



Buntut dari kesaksian Mi Sook, polisi pun langsung meringkus Min Soo.


Sementara di rumah, Hae Joon memberitahu Yoon Young kalau Mi Sook bukan pelakunya, tapi saksi. Pelakunya seorang pria dan satu-satunya orang yang melihat wajah si pelaku adalah Mi Sook.

Mi Sook membekap mulut Hae Kyung, sebelum Hae Kyung teriak, karena mereka menyaksikan bagaimana si pelaku membunuh Ju Young.


Hae Joon dan Yoon Young dikejutkan dengan bunyi telepon.

Hae Joon bergegas menjawab. Dari Bum Ryong.


Soon Ae terjatuh ketika Bum Ryong yang mencoba menolongnya, dipukul oleh si pelaku.

Bum Ryong teriak, menyuruh Soon Ae bangun dan lari.


Soon Ae melarikan diri dari si pelaku. Saat si pelaku hampir menangkap Soon Ae, Hae Joon muncul. Soon Ae ketakutan.

Hae Joon : Soon Ae-ya, ini bapak.


Yoon Young menemui Mi Sook.

Yoon Young : Ada yang meninggal lagi. Kali ini seorang anak laki-laki. Seorang anak laki-laki tiba-tiba meninggal di rumah kosong. Jika tidak, Lee Soon Ae pasti sudah mati.


Hae Joon mencoba membangunkan Bum Ryong, namun, Bum Ryong sudah tewas.

Hae Joon kemudian terkejut melihat posisi Bum Ryong yang sudah tewas. Posisi tewasnya Bum Ryong sama seperti posisi tewasnya Hae Joon di masa depan.


Soon Ae berterima kasih pada Hae Joon.

Dia bilang, jika bukan karena Hae Joon, dia tidak akan selamat.


Hae Joon melihat kotak korek api yang terselip diantara keranjang2 buah di atas sofa.

Hae Joon terkejut dan tanya sudah berapa lama itu ada di sana.

Hae Joon lalu membaca secarik pesan di dalam kotak korek api tersebut.

"Aku senang kau sudah sadar. Sampai jumpa lagi"


Yoon Young dan Ok Ja memapah Soon Ae masuk ke mobil polisi. Ya, Soon Ae sudah diperbolehkan pulang.

Hyung Man marah, bedebah tidak tahu malu dan menjijikkan itu! Beraninya kau datang ke sini. Beraninya kau mengancam kami dengan catatan bodoh itu! Seharusnya aku melihat wajahnya yang kurang ajar itu!

Polisi meminta Hyung Man tenang. Lalu dia menyuruh Hyung Man masuk.


Yoon Young termenung. Ok Ja menyuruh Yoon Young ikut dengan mereka. Dia bilang, Yoon Young harus pindah ke rumah mereka untuk sementara waktu.

Yoon Young mengangguk dan bergegas masuk.


Hae Jun masih di rumah sakit sama Dong Sik.

Mereka duduk di koridor, di depan kamar rawat Soon Ae. Dong Sik kesal setengah mati. Dia beranggapan, si pelaku sama sekali tidak takut ditangkap karena berani meninggalkan pesan ancaman untuk Soon Ae. Namun, Hae Jun berpendapat lain. Menurut Hae Joon, si pelaku justru sangat ketakutan, sehingga meninggalkan pesan ancaman agar Soon Ae tetap diam.

Hae Joon : Ini kali pertama dia gagal membunuh korbannya. Fakta bahwa korban masih hidup telah mengejutkannya.

Hae Joon lantas bertanya, kenapa hanya ada dua detektif yang menangani kasus itu.

Hae Joon : Apa ada kasus yang lebih penting di desa ini daripada kasus ini? Kenapa hanya dua detektif yang datang saat kami melaporkan ini?

Dong Sik tak bisa menjawab.

Hae Joon : Aku yakin polisi tidak mau menjadikan ini kasus besar lagi.


Di kantor polisi, Dong Sik kepikiran kata2 atasannya saat dia dan satu rekannya dikirim ke rumah sakit.

Dong Sik protes, apa maksudmu hanya kami berdua yang akan pergi? Kita butuh semua detektif yang ada. Mungkin itu masih belum cukup. Pelakunya ada di rumah sakit.

Kepala Polisi : Siapa bilang itu pelakunya? Bagaimana jika sembarang pria bermain-main dengan catatan itu? Kenapa kau langsung menyimpulkan bahwa itu pelakunya? Jangan beri tahu warga. Pergilah dengan tenang. Segera bawakan catatan itu kepadaku. Aku yang akan memeriksanya. Mengerti?


Dong Sik pun bergegas memeriksa barang bukti kasus penculikan Soon Ae.

Dia terkejut saat mengetahui ada barang bukti yang hilang.

Ya, secarik pesan di kotak korek api yang diselipkan si pelaku ke saku Soon Ae, menghilang.


Lalu Dong Sik tak sengaja mendengar percakapan dua rekannya.

Dong Sik menguping. Dan dia terkejut karena rekannya memutuskan menjadikan Min Soo sebagai pelaku.

"Jadi, Ko Min Soo membunuh Lee Ju Young dan Lee Kyung Ae. Kalau begitu, pria lain bertanggung jawab atas insiden terakhir?"

"Benar. Dengan begitu, setidaknya kita sudah menutup satu kasus."

"Kita tidak menemukan bukti apa pun tentang Yoo Bum Ryong. Namun, kita menemukan bukti pada gadis itu, Lee Soon Ae. Kalimat yang sama dengan tulisan tangan yang sama. "Wanita yang membaca itu berbahaya.""

"Benar. Ini akan masuk akal tanpa catatan itu. Lalu catatan dari kamar rumah sakit hari ini... Itu seharusnya tidak ada di sana."

Dong Sik resah.


Rekan Dong Sik mengantar Soon Ae sekeluarga pulang. Ok Ja berterima kasih karena sudah diantar pulang. Rekan Dong Sik lalu melarang mereka memberitahu kejadian pengancaman Soon Ae pada orang lain. Dia beralasan, itu akan mengganggu penyelidikan. Hyung Man mengerti dan berkata, dia hanya mau polisi menangkap pelakunya.


Rekan Dong Sik mau pergi. Yoon Young yang merasa aneh, langsung tanya kenapa rekan Dong Sik mau pergi.

Yoon Young : Pelakunya bisa saja salah satu orang yang datang hari ini. Namun, kenapa kau tidak bertanya kepadanya siapa yang membesuknya hari ini?

Rekan Dong Sik mencari alasan. Dia bilang soal itu ada protokol terpisah.

Yoon Young merasa tak puas. Dia tanya berapa lama lagi mereka harus menunggu?

Yoon Young : Apa rencanamu untuk kasus ini? Dia bahkan mendapat surat ancaman dari pelaku. Kau tidak mungkin hanya akan memulangkannya begini, bukan?


Hyung Man, Soon Ae dan Ok Ja menatap rekan Dong Sik.

Rekan Dong Sik mulai gugup menjawab, aku akan ke kantor polisi dan memeriksanya.

Rekan Dong Sik pergi.


Ok Ja dan Soon Ae menatap Yoon Young.

Yoon Young terlihat cemas dan kesal.


Hyung Man dan Ok Ja duduk di ruang televisi.

Namun, wajah mereka terlihat murung menatap ke arah televisi yang menampilkan festival kembang api kelima Woojung-ri.


Paginya, Yoon Young keluar dari kamar Soon Ae dan mendapati kakek-neneknya tertidur di ruang televisi, dengan televisi menyala.

Yoon Young pun bergegas mematikan televisi. Lalu dia beranjak keluar.


Yoon Young duduk diluar, memikirkan semuanya.

Tak lama, dia melihat Hae Joon datang.

Yoon Young membukakan pintu.

Yoon Young : Dari mana saja kau semalaman? Kau bilang akan segera kembali.

Hae Joon : Aku harus mencari cara untuk bisa menghadapimu. Mereka di dalam, bukan? Ayo masuk dan bicara.


Hae Joon menceritakan rencananya pada Hyung Man, Ok Ja dan Yoon Young.

Hyung Man terkejut, berita?

Hae Joon : Ya. Kita bisa tahu apa yang terjadi kemarin di berita. Aku berjalan mengelilingi desa setelah meninggalkan rumah sakit kemarin. Namun, warga dan polisi terlalu tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Keheningan ini tidak akan membuat Soon Ae aman. Selain itu, pelakunya meninggalkan pesan ancaman kepada Soon Ae. Namun, tidak ada polisi yang menjaga rumah kalian. Kita harus melibatkan publik dalam kasus ini sebisa mungkin. Polisi harus menyelidikinya dengan lebih agresif. Jika polisi tidak mau, kita harus memaksa mereka. Aku yakin cara paling pasti agar mereka bekerja adalah lewat berita. Jika kita mengungkap kasus ini kepada media, polisi tidak punya pilihan selain mulai menyelidiki. Begitu polisi mulai menyelidiki, pelakunya akan berpikir dua kali sebelum mendekati Soon Ae. Saat ini, ini satu-satunya cara untuk menangkap pelakunya sambil menjaga Soon Ae tetap aman.


Namun Hyung Man keberatan.

Hyung Man : Namun, untuk melakukan itu, Soon Ae harus masuk berita sendiri. Untuk wawancara korban atau semacamnya.

Hae Joon : Aku tahu apa yang kau khawatirkan. Kita harus memastikan mereka tidak mengenali suara atau wajahnya. Aku tahu reporter yang akan melakukan itu untuknya.

Hyung Man : Aku memercayaimu, tentu saja. Namun... Bahkan jika kita mengubah suaranya dan mengaburkan wajahnya, pelakunya akan mengenalinya. Karena ini melibatkan putriku, keadaan bisa menjadi lebih berbahaya. Sejujurnya, aku tidak bersedia melakukannya.


Ok Ja tiba2 bertanya, aku tidak pernah memasak untukmu, bukan?

Ok Ja : Aku selalu ingin memasak untukmu.


Mereka berempat duduk di ruang makan.

Ok Ja menyuruh Hae Joon makan.

Ok Ja : Tidak banyak karena aku harus menyiapkannya dengan cepat, tapi makanlah.

Dia juga menyuruh Yoon Young makan.

Yoon Young mengambil sumpit, namun Hae Joon diam saja.


Ok Ja angkat bicara.

Ok Ja : Apa pun yang terjadi... Bahkan jika sesuatu yang menyedihkan terjadi kepada anakku, aku harus memberi makan seluruh keluarga. Begitulah perasaan seorang ibu. Pak Yoon, kau mungkin bukan putraku, tapi aku tetap menganggapmu sebagai keluargaku. Jika tidak, bagaimana bisa kau memedulikan kami, memikirkan kami, mengkhawatirkan kami, dan membantu kami selama ini? Seperti katamu, itu bukan urusanmu. Itu tidak mungkin urusanmu. Jadi, jika kau merasa tampil di acara berita sepenting itu, aku ingin memercayai ucapanmu. Namun, apa kau bisa menjaga Soon Ae tetap aman?


Hyung Man tak setuju, yeobo...

Ok Ja kesal, kau tahu apa yang paling sering dikatakan polisi? "Tenanglah. Diamlah." Apa ada yang terselesaikan dengan tetap diam? Jika kita diam saja karena takut, lalu apa yang akan kita lakukan dengan Soon Ae? Sampai kapan dia harus bersembunyi?


Soon Ae keluar dari kamar dan berkata, mau tampil di berita.

Soon Ae : Aku juga ingin tampil di sana. Bukan aku yang salah. Orang yang seharusnya takut adalah pelakunya, bukan aku.


Soon dan Ok Ja pun sudah duduk bersama reporter di depan rumahnya.

Kameramen mengarahkan kamera videonya ke mereka.

Sutradara berdiri dengan Hae Joon dan Hyung Man di dekat kameramen.

Sutradara meminta Soon Ae dan Ok Ja melakukan wawancara dengan baik. Dia bilang, dia tahu ini sulit bagi mereka tapi ini adalah wawancara penting.

Sutradara lalu menyuruh kameramen untuk fokus pada Soon Ae dan Ok Ja.

Setelah itu, dia menyuruh Reporter Kim, reporter yang duduk bersama Soon Ae dan Ok Ja, untuk memperbaiki kemeja.

Hae Joon meminta sutradara mengaburkan wajah dan suara mereka sepenuhnya.

Hae Joon : Pemirsa harus penasaran dengan pelakunya, bukan korbannya.

Sutradara : Tentu saja. Akan lebih baik jika kita bisa menunjukkannya secara langsung. Polisi pasti mengambil kotak korek api dan catatan di dalamnya, bukan?

Hae Joon : Ya, kami menyerahkan semuanya.

Sutradara : Baiklah, kalau begitu. Kita akan memulai syuting apa adanya. Pak Kim. Mari mulai wawancaranya.


Hae Joon melihat keluar. Dia pun bergegas keluar. Ternyata ada Dong Sik.

Hae Joon : Sedang apa kau di sini?

Dong Sik : Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan di sana?

Dong Sik memberikan kotak korek api berisi pesan ancaman itu ke Hae Joon.

Dong Sik : Kenapa kau mengungkap kasus yang masih diselidiki polisi? Tanpa bukti pula.

Hae Joon : Namun, apa tidak apa-apa mengantongi bukti seperti ini?

Dong Sik : Aku hanya berpikir ini akan hancur jika tetap di sana. Lagi pula, kau benar. Aku ragu pria dari masa depan berbohong kepadaku. Tetap saja, aku tidak tahu kami akan menjadi seburuk itu.

Dong Sik lalu memberitahu Hae Joon bahwa ada hal lain yang menghilang. Secarik pesan yang ada di saku Soon Ae saat Soon Ae berlari keluar dari rumah kosong. Itu menghilang.

Dong Sik : Kau pasti tahu apa artinya. Itu sebabnya kau menelepon mereka. Para jurnalis.

Hae Joon : Aku tidak akan membiarkannya begitu saja.

Dong Sik : Ini akan menyebabkan kegemparan.


Para detektif pun heboh, karena ada para reporter dari Seoul yang berkeliaran dimana-mana untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai tersebut. Seluruh desa menjadi kacau. Kepala Polisi kaget mendengar itu dari anak buahnya.


Reporter Kim meliput di lokasi kejadian, tempat jasad Ju Young ditemukan.

Para warga berkumpul, menyaksikan para reporter meliput.

Reporter Kim : Di Woojung-gun, Woojung-eup, Woojung-ri, yang telah terpilih sebagai desa bebas kejahatan selama lima tahun berturut-turut, tiga kasus pembunuhan terjadi dalam 30 hari terakhir. Desa ini akan makin kacau mulai sekarang. Mei lalu, pelaku membunuh dua wanita secara brutal, dan mereka meninggalkan tanda khas pada para korban.

Reporter Kim menunjukkan kotak korek api Kedai Teh Bong Bong ke kamera.

Reporter Kim : Salah satunya adalah catatan tempat mereka meninggalkan pesan. Ada di kotak korek api ini. Ini dibuat oleh kedai teh yang paling sering dikunjungi anak-anak muda di kota ini. Berdasarkan fakta itu, polisi berasumsi pelakunya adalah pria muda dari kota yang sama yang sering datang ke kedai teh yang sama. Mereka memeriksa pelanggan yang mungkin...


Hae Kyung, Eun Ha dan Yu Ri melintas.

Mereka melihat para reporter.

Begitu pun Hee Seob yang menonton bersama Yu Seob.


Dan juga Mi Sook, serta Chung A.


Reporter Kim lanjut mendatangi rumah kosong, tempat Kyung Ae ditemukan tewas mengenaskan.

Reporter Kim : Seluruh desa gelisah karena pelakunya belum tertangkap. Pada tanggal 4, korban yang selamat dari insiden lain diancam oleh pelaku sekali lagi, membuat seluruh desa terkejut.


Soon Ae menunjukkan pesan ancaman yang diterimanya ke publik.

Soon Ae : Saat melihat tulisan tangan ini, saya merasa seolah-olah pelakunya mengawasi saya di samping saya.

Ok Ja : Serta polisi tidak bertindak.


Hae Joon dan Yoon Young ikut melihat Soon Ae diwawancara.


Giliran Kepala Polisi yang diwawancarai.

Kepala Polisi : Itu tidak mungkin. Kami, polisi, akan melakukan yang terbaik untuk melindungi korban.

Narasi Hae Joon terdengar, keadaan akan mulai berubah sedikit demi sedikit.


Hyung Man dan Ok Ja keluar dan mendapati polisi yang mengantar mereka pulang, ada di depan rumah mereka.

Polisi itu datang tak sendiri, tapi bersama rekan-rekanya yang dikirim untuk melindungi Soon Ae sekeluarga.

Polisi : Kami akan menjaga tempat ini sepanjang waktu, jadi, kalian bisa tenang.


Reporter Kim kembali mewawancarai Kepala Polisi.

Reporter Kim : Sudah sebulan sejak penyelidikan dimulai. Apa belum ada kemajuan?

Kepala Polisi : Tentu saja, itu tidak benar. Kami sudah menangkap tersangka utamanya. Kami akan segera menyerahkannya ke kejaksaan. Kalian bisa tenang.


Dong Sik menemui Hae Joon lagi.

Dong Sik : Jika keadaan tidak berubah, kita harus mengubahnya. Bahkan jika mereka menutupi kasus ini, sepertinya mereka akan menjadikan Ko Min Soo pelaku sebenarnya. Selama dia terjebak di sana, penyelidikan yang layak tampak mustahil.

Hae Joon : Bagaimana dengan Ko Mi Sook? Dia belum bicara?


Dong Sik pun ingat saat dia bicara dengan Mi Sook.

Dia mendatangi rumah Mi Sook. Mereka bicara diluar.

Mi Sook : Apa maksudmu? Aku tidak pernah berbohong, Pak Detektif.

Dong Sik : Ko Mi Sook. Kau tahu betapa berbahayanya membohongi polisi? Jika kau jujur sekarang, aku akan mengabaikan kesalahanmu, tapi kau harus tahu ini kesempatan terakhir dariku. Jika kami menemukan pelaku sebenarnya, kami tidak tahu separah apa kami akan menuduhmu.

Mi Sook : Anda pikir mudah mengakui bahwa kakakku satu-satunya adalah pelakunya? Aku hampir tidak bisa mengaku setelah mempertimbangkan menyerahkan kakakku sendiri ribuan kali. Serta anda menuduhku sekarang. Aku sungguh melihatnya. Aku melihat kakakku di tepi sungai hari itu.

Flashback end...


Dong Sik : Bahkan jika kita memberinya bukti bahwa Ko Min Soo bukan pelakunya, dia akan bilang tidak bisa melihatnya. Itu pasti resolusi terakhir baginya.

Hae Joon : Kita tidak bisa hanya menunggu jawabannya. Makin banyak wartawan, makin cepat polisi berusaha mencapai kesimpulan.

Dong Sik : Jika kita menggunakan cara kita, kita mungkin bisa mendapatkan pengakuan dalam beberapa hari. Sebusuk apa pun dia, kita tidak bisa buat dia disalahkan atas hal yang tidak dia lakukan. Itu akan menguntungkan bagi pelaku sebenarnya. Ko Mi Sook sama sekali tidak bergeming. Bagaimana aku bisa mengeluarkan Ko Min Soo?

Hae Joon : Bolehkah aku bertemu dengannya?

Dong Sik membawa Min Soo ke gudang. Di sana, sudah ada Hae Joon.

Dong Sik memberi waktu Hae Joon 5 menit, karena penjaga akan segera datang.


Dong Sik pergi.

Hae Joon : Kau ingat bertemu denganku di malam hari tanggal 16?


Kita diperlihatkan flashback, saat Kyung Ae tak sengaja mendorong Min Soo ke bawah.

Kyung Ae panic, astaga, aku harus bagaimana? Dia tidak boleh mati.

Hae Joon datang dan melihat ke bawah, dia tidak akan mati.




Hae Joon melompat ke bawah dan memeriksa tangan Min Soo.

Min Soo langsung meringis kesakitan saat tangannya dipegang Hae Joon.

Min Soo : Astaga. Sakit. Lenganku patah.

Flashback end....


Hae Joon : Aku berusaha mengeluarkanmu dari sini. Jangan sok pintar denganku. Cobalah mengingatnya. Apa yang kau lakukan, dan ke mana kau pergi setelah itu?

Min Soo : Mengenai Lee Kyung Ae, kau akan memberi tahu polisi?

Hae Joon : Malam itu, tanganmu terluka. Bagaimana kau mengobatinya? Apa Mi Sook membantumu?

Min Soo : Mi Sook?


Kita diperlihatkan flashback lagi, ketika Mi Sook memapah Min Soo malam itu. Mi Sook mendudukkan Min Soo di depan Toserba Woojung-ri. Min Soo mengeluh haus. Dia menyuruh Mi Sook mengambil air. Mi Sook beranjak pergi dengan kesal.


Mi Sook membantu Min Soo naik ke taksi. Tangan Min Soo tampak memegang sekaleng minuman.

Setelah itu, Mi Sook ikut masuk. Kaleng di tangan Min Soo terjatuh. Min Soo teler.

Min Soo : Kurasa kami naik taksi dan pergi ke rumah sakit. Namun, aku terus tertidur. Mi Sook pasti tahu ke mana kami pergi.


Hae Joon : Taksi.

Dong Sik pun memeriksa daftar sopir taksi Woojung-ri.

Tak lama, dia membuat panggilan.


Dong Sik pergi menemui sopir taksi yang tadi dia telepon.

Dong Sik : Aku Detektif Baek Dong Sik, yang meneleponmu tadi. Jadi, kau mengantar pelanggan antara malam tanggal 16 dan pagi hari tanggal 17?

Dong Sik lalu menunjukkan foto Mi Sook dan Min Soo.

Sopir taksi mengiyakan.


Reporter Kim lagi di warung tenda bersama sutradara dan kameramen.

Hae Joon tiba2 datang dan menaruh amplop di atas meja.

Hae Joon : Polisi menyatakan bahwa Ko Min Soo adalah tersangka utama. Ini alibinya.

Mereka terkejut. Sutradara langsung memeriksa isi amplop. Isinya, rekam medis Min Soo serta sertifikat masuk dan keluar rumah sakit.

Mereka takjub Hae Joon bisa mendapatkan itu. Karena itu, mereka jadi ragu kalau Hae Joon hanyalah guru Bahasa Korea.

Reporter Kim : Kurasa tidak. Dari penampilannya, dia mirip salah satu dari kita.


Hae Joon : Menurutmu ini akan tayang berapa menit?

Reporter Kim : Sejujurnya, aku memikirkan satu setengah menit di perjalanan. Lalu menjadi tiga menit dan lima menit. Aku menjadi lebih ambisius karena sepertinya lebih dari itu.

Hae Joon : Bagaimana kalau 20 menit?

Sutradara : Dua puluh?

Reporter Kim : Pak Yoon, sepertinya kau tidak tahu cara kerja berita. Ada format tertentu. Jika kau meliput satu kisah selama 20 menit, orang-orang akan...


Hae Joon : Apa mereka akan bosan?

Mereka terdiam Hae Joon tahu.

Hae Joon : Aku tidak tahu banyak soal itu, tapi pasti ada pemirsa yang tertarik menonton laporan mendalam. Sebagai reporter, kalian pasti juga bermimpi melakukannya.


Sutradara menatap Reporter Kim.

Sutradara : Hei, bukankah itu format yang ingin kau lakukan? Bagaimana kalau meliput dua kisah teratas selama 20 menit?

Reporter Kim : Benar, tapi aku belum sampai ke sana.


Hae Joon : Kau bisa memaksakan diri.

Reporter Kim : Apa akan berhasil?

Hae Joon : Kurasa begitu.


Ternyata di masa depan, Reporter Kim sukses setelah meliput dua kisah teratas selama 20 menit. Dia menceritakan itu berulang2, kepada rekannya saat Hae Joon sudah duduk studio untuk siaran.

Reporter Kim : Astaga. Lingkungan kerja dalam penyiaran menjadi jauh lebih baik. Saat aku masih muda, itu jauh lebih buruk. Sejak tahun 1989. Kusarankan meliput dua kisah mendalam selama 20 menit untuk berita akhir pekan. Aku masih sangat muda, tapi aku bersikeras melakukannya.

Hae Joon : Kau tidak bosan membicarakan masa mudamu?

Reporter Kim : Kau tahu betapa besar terobosan ini dalam sejarah stasiun kita?

Hae Joon : Bisakah seseorang menyingkirkan orang yang menulis sejarah?

Reporter Kim : Seperti itulah seharusnya pembaca berita. Dia tegas dan kukuh. Dia mengagumkan.

Flashback end....


Reporter Kim : Apa aku mampu melakukan itu?

Hae Joon : Kurasa begitu kau melakukannya, itu akan menjadi terobosan.

Reporter Kim : Menurutmu begitu?

Reporter Kim lalu meminta sutradara bicara dengan direktur.


Sutradara tak menjawab dan memeriksa alibi Min Soo yang dibawakan Hae Joon.

Sutradara : Sepertinya dia memakai nama palsu. Dia di rumah sakit dari malam tanggal 16 hingga 18. Jika itu benar, Ko Min Soo tidak mungkin pembunuhnya.

Hae Joon : Untuk memastikan fakta itu, aku ingin kalian menyelesaikan ini untukku.


Reporter Kim mulai beraksi di depan kantor polisi.

Reporter Kim : Polisi menangkap dan menyelidiki Pak Ko sebagai tersangka utama. Namun, kami mendapatkan bukti bahwa Pak Ko punya alibi pada hari kejadian.

Reporter Kim lantas menyuruh rekannya merekam Kepala Polisi, begitu Kepala Polisi keluar.


Kepala Polisi keluar dan Reporter Kim langsung menyudutkannya.

Reporter Kim : Benarkah tersangka utama anda, Pak Ko, punya alibi?

Kepala Polisi kaget, bagaimana kau sudah tahu?

Reporter Kim : Bagaimana ini akan mengubah arah penyelidikan? Ada tersangka lain?


Dong Sik pun membebaskan Min Soo. Kepala Polisi hanya bisa terdiam lemas melihat Min Soo dibebasin. Bersamaan dengan itu, liputan Reporter Kim terdengar.

Reporter Kim : Warga menuntut tindakan untuk memperkuat keamanan di lingkungan. Polisi akan bisa mengatasi ketidakyakinan warga Woojung-ri dan mendapatkan kembali kepercayaan mereka hanya dengan melakukan penyelidikan yang bertanggung jawab.


Mi Sook tertunduk lemas, mengikuti sang kakak yang berjalan di depannya.

Bersamaan dengan itu, Yoon Young lewat bersama Ok Ja. Mereka baru pulang belanja. Yoon Young melihat Mi Sook gelisah dan memegangi bandul kalung.

Yoon Young lalu tanya ke Ok Ja, bisakah dia mampir ke suatu tempat.

Ok Ja mengizinkan dan mengambil belanjaan di tangan Yoon Young.

Yoon Young pun bergegas mengikuti Mi Sook.


Min Soo membawa Mi Sook pulang, namun Mi Sook hanya berdiri di depan teras.

Min Soo : Mi Sook-ah, kenapa kau berdiri di sana? Masuklah.

Mi Sook memejamkan matanya sambil memegangi bandul kalungnya. Dia menguatkan diri karena sudah tahu apa yang akan dilakukan Min Soo padanya.


Saat berniat masuk ke rumahnya, Yoon Young datang menyelamatkannya.

Min Soo senang melihat Yoon Young.

Yoon Young masih takut sama Min Soo. Tapi dia memberanikan diri demi Mi Sook.

Yoon Young : Apa yang kau lakukan? Kau lupa menemuiku hari ini?

Min Soo : Apa? Kalian berdua berteman sekarang? Itu bagus. Bagaimana jika kau masuk bersama kami?


Min Soo mau menyentuh Yoon Young, namun Yoon Young mengancam akan memasukkan Min Soo lagi ke penjara.

Yoon Young melirik Mi Sook, kau tidak ikut?

Min Soo tersenyum kesal, tapi dia berusaha menahan diri.

Min Soo : Baiklah. Suasana hati kakak sedang baik hari ini. Pergilah. Sampai jumpa di rumah.


Yoon Young membawa Mi Sook ke tepi danau.

Mi Sook : Kenapa kau membantuku?

Yoon Young : Kalung sialan itu. Saat kau gugup, kesal, atau terganggu, kau gelisah dengan kalungmu. Serta kebiasaan bodohku menyadari itu sebelum orang lain. Itulah alasannya. Bagaimana perasaanmu setelah Ko Min Soo dibebaskan?

Mi Sook pun nangis.

Yoon Young : Akhirnya kau menangis sekarang. Kau tidak terpengaruh saat melihat orang lain menderita. Bahkan saat kau melihat Bu Lee sekarat di tepi sungai dingin ini tanpa tahu kenapa dia pantas mati, dan saat melihat teman sekelasmu menderita usai kehilangan kakaknya, kau menganggapnya kesempatan untuk memperbaiki keadaan bagimu. Lalu, ini saat kau akan menangis?


Mi Sook jatuh terduduk.

Tangisnya kian kencang.

Yoon Young juga menangis.


Hae Joon yang melintas tak jauh dari Kedai Teh Bong Bong, tak sengaja melihat Chung A.  Chung A lagi membuang beberapa barangnya. Dia berniat menutup kedainya. Hae Joon terdiam melihat Chung A. Saat tukang pengangkut barang mau pergi, Chung A menghentikannya. Chung A mengambil sebuah kotak hitam di atas gerobak. Dia bilang, dia akan menyimpan yang itu. Si tukang tanya, apa itu penting.

Ternyata isinya, baju2 bayi. Hae Joon makin terdiam melihat baju2 bayi itu.

Tukang tanya, kenapa Chung A menyimpan baju bayi padahal Chung A belum menikah.

Tukang : Baju bayi dan sepatu bayi. Ada banyak barang di sana. Kau hamil? Astaga. Pasti anak laki-laki.

Chung A : Aku tidak akan membuang kotak ini. Buang saja sisanya untukku.


Si tukang pergi.

Chung A melihat Hae Joon. Dia terdiam sejenak, menatap Hae Joon, sebelum akhirnya bergegas masuk ke kedai.

Hae Joon terus menatap Chung A.


Sekarang, Hae Joon di rumah kakeknya bersama Dong Sik.

Kepala Sekolah Yoon : Aku penasaran dengan perkembangan kasusnya dan juga khawatir. Jadi, aku meminta kalian datang. Aku mendengar banyak obrolan di desa. Semua baik-baik saja?

Dong Sik : Cucu anda yang bertanggung jawab untuk itu.

Hae Joon melamun.

Kepala Sekolah Yoon memarahi Dong Sik.

Kepala Sekolah Yoon : Kau seharusnya menghentikannya jika itu akan berbahaya. Dia bahkan bukan dari sini. Bagaimana jika itu menjadikannya sorotan dan mereka penasaran?

Dong Sik : Namun, berkat dia, kita menyelesaikan banyak masalah. Soon Ae mendapat perlindungan dari polisi sekarang. Serta polisi berhenti menjebak orang yang tidak bersalah.


Kepala Sekolah Yoon meminta Hae Joon berhenti sekarang.

Kepala Sekolah Yoon : Kau sudah berbuat cukup banyak. Sebaiknya kau menyerahkan sisanya kepada polisi.


Namun Hae Joon diam saja.

Hae Joon memikirkan Chung A yang tadi dilihatnya.


Kepala Sekolah Yoon memanggil Hae Joon sekali lagi.

Hae Joon tersadar, ya? Tentu saja. Baiklah.

Kepala Sekolah Yoon : Kau yakin? Jangan melibatkan dirimu dalam situasi berbahaya. Jangan lakukan apa pun. Mengerti?

Hae Joon : Benar juga. Aku punya permintaan.

Kepala Skeolah Yoon : Ya, silakan. Ada apa? Katakan.

Hae Joon : Soon Ae mungkin tidak dirawat dengan baik karena dia tiba-tiba harus meninggalkan rumah sakit. Aku ingin dia tinggal di tempat yang aman bersama keluarganya. Namun, tidak di desa ini.

Kepala Sekolah Yoon : Benar. Sebenarnya aku mencemaskannya. Aku akan mencari rumah sakit bagus di Seoul. Aku akan meminta para petugas menemaninya.

Hae Joon juga meminjam mobil Kepala Sekolah Yoon.


Hari sudah malam. Yoon Young baru kembali. Dia terkejut melihat Hae Joon diluar rumah.

Yoon Young : Apa kau menungguku?

Yoon Young lalu melihat ada mobil di belakang Hae Joon.

Yoon Young : Mobil apa ini?

Hae Joon : Aku akan menjawab pertanyaan dalam perjalanan. Lagi pula, akan butuh waktu lama.

Yoon Young : Kita akan pergi ke suatu tempat?

Hae Joon hanya bilang ke tempat yang indah dan menyuruh Yoon Young masuk ke mobil.

Bersambung ke part 2...

No comments:

Post a Comment