My Perfect Stranger Eps 2 Part 1

 All Content From : KBS2
Penulis : GioK
Sinopsis Lengkap : My Perfect Stranger
Sebelumnya : My Perfect Stranger Episode 1
Selanjutnya : My Perfect Stranger Eps 2 Part 2


Hae Joon tercebur ke dalam laut. Begitu dia sadar, dia berenang ke atas, namun, permukaan tertutupi es. Hae Joon berusaha keluar dari sana tapi tidak bisa. Lalu dia melihat bayangan dua orang di atas. Salah satunya, terbunuh dan jatuh ke es dengan luka di kepala. Hae Joon terkejut melihat wajah korban pembunuhan. Itu dia!




Es tadi tiba2 berubah menjadi salju. Hae Joon yang tercebur ke dalam laut, menghilang.

Media heboh melaporkan tentang pembunuhan Hae Joon.

Media : Pewarta KSBC Yoon Hae Joon yang menghilan diduga telah dibunuh di tepi sungai di Provinsi Gangwon. Temuan di TKP mengejutkan banyak orang. Genangan darah yang ditemukan di TKP diuji DNA. Itu menunjukkan itu milik Pewarta Yoon. Keberadaan pewarta tersebut masih belum diketahui. Orang-orang bertanya-tanya apa ini kasus pembunuhan tanpa jasad.


Hae Joon akhirnya siuman setelah kecelakaan. Dia terkejut melihat sekelilingnya. Di sampingnya, ada koran yang memberitakan pembunuhan dirinya. Hae Joon memeriksa radionya, namun radionya mati. Mobilnya juga rusak.

Narasi Hae Joon terdengar.

Hae Joon : Pada pukul 22.40 tanggal 9 Mei 1987, aku baru tiba di sini, dan satu-satunya jalan keluarku dari sini telah benar-benar hancur.


Hae Joon lalu ingat tadi dia menabrak seorang gadis.

Hae Joon : Astaga, aku tidak percaya ini.

Hae Joon pun turun dari dalam mobilnya yang sudah rusak, dan berjalan masuk ke terowongan.


Hae Joon berkeliling, mencari gadis itu. Namun, dia ditabrak Hee Seob. Habis ditabrak Hee Seob, dahinya mengeluarkan darah. Hee Seob jadi merinding melihatnya. Hae Joon bilang dia baik-baik saja dan beranjak pergi.


Hee Seob memegangi kedua bahunya.

Hee Seob : Berapa dahi yang akan kulukai hari ini? Aku harus mengawasi bahuku dengan lebih baik sekarang.


Yoon Young berlari mengikuti Soon Ae. Dia melintas di depan Hae Joon. Melihat Yoon Young, Hae Joon langsung menghentikan Yoon Young. Yoon Young terkejut, sekaligus heran menatap Hae Joon. Hae Joon lantas membawa Yoon Young ke tempat lain.

Hae Joon : Maafkan aku. Akan kujelaskan semuanya.

Yoon Young : Apa?

Hae Joon : Kau pasti terkejut. Namun, situasinya lebih buruk daripada dugaanmu. Kita baru saja tiba pada tahun 1987. Tidak ada cara untuk kembali. Kita terjebak di sini.

Yoon Young kaget, kau serius?

Hae Joon : Ya. Jangan terlalu takut. Aku akan melakukan apa pun...

Yoon Young : Lantas... Ini sungguhan. Astaga.

Yoon Young tertawa.

Hae Joon heran, kau tertawa?

Yoon Young terus tertawa, tapi kemudian dia meringis kesakitan sambil memegangi dahinya yang terluka. Hae Joon menatap cemas Yoon Young.

Hae Joon : Apa kepalamu terluka parah?

Yoon Young : Tidak.

Hae Joon : Tunggu. Kau baik-baik saja?


Yoon Young lalu teringat ibunya.

Yoon Young : Maaf.

Yoon Young mendorong Hae Joon ke dinding dan beranjak pergi.

Hae Joon pingsan lagi karena kepalanya membentur dinding.


Yoon Young melihat Soon Ae masuk ke kelab.

Dia pun bergegas mengikuti Soon Ae.


Soon Ae mengikuti Hae Kyung, Eun Ha dan Yu Ri ke dalam.

Soon Ae : Yu Ri-ya.

Namun, karena kelab berisik, Yu Ri tak mendengar panggilan Soon Ae.

Soon Ae memanggil Yu Ri lebih keras.

Soon Ae : Yu Ri-ya! Park Yu Ri!

Yu Ri menoleh.

Soon Ae : Dimana toiletnya?

Yu Ri : Cari saja sendiri.

Eun Ha, Hae Kyung dan Yu Ri lari ke lantai dansa.


Mereka meninggalkan Soon Ae sendiri.

Soon Ae nampak tak nyaman dengan pakaiannya. Seorang pria mendekati Soon Ae. Dia mencoba menggoda Soon Ae. Soon Ae yang takut, mendorong pria itu dan lari.


Yoon Young masuk dan melihat Soon Ae lari.

Pria yang menggoda Soon Ae tadi, kini menggoda Yoon Young.

Yoon Young mendorong pria itu, sampai pria itu jatuh ke kursi pengunjung lain.


Yoon Young menyusul Soon Ae ke toilet. Melihat Soon Ae, Yoon Young membeku. Soon Ae semula tak mempedulikan Yoon Young karena dia tidak mengenal Yoon Young. Tapi dia terkejut saat mendengar Yoon Young memanggilnya 'eomma'.

Yoon Young mendekati Soon Ae, seraya bertanya, dia tidak bermimpi, kan?

Yoon Young mencubit pipi Soon Ae untuk memastikan itu mimpi atau bukan.

Soon Ae takut dan memegangi pipinya.

Yoon Young takjub, ini sungguhan. Ini benar-benar terjadi. Dia nyata.

Yoon Young lalu mengenalkan dirinya.

Yoon Young : Eomma, ini aku, Yoon Young. Kau tidak takut?


Yoon Young kemudian memarahi Soon Ae karena pergi begitu saja meninggalkannya. Dia bertanya, bagaimana dia bisa hidup tanpa Soon Ae. Soon Ae masih takut dong. Yoon Young lantas memeluk Soon Ae dan minta maaf atas perilakunya. Dia bilang, dia hanya malu sampai mengabaikan Soon Ae karena dia terlihat terlalu lusuh dan tak ingin menunjukkannya pada sang ibu. Itulah alasannya dia mengabaikan sang ibu. Yoon Young minta maaf.

Soon Ae kebingungan.

Yoon Young : Kupikir akan ada banyak waktu tersisa untuk kita. Kupikir ibu akan menungguku.


Yoon Young lalu melepas pelukannya dan menatap Soon Ae.

Yoon Young : Ibu terlihat sama.

Soon Ae pun berpikir keras alasan gadis asing di depannya bersikap aneh kepadanya. Tak lama kemudian, dia menyadari sesuatu.

Soon Ae : Apa kau....

Yoon Young : Ibu mengenaliku? Kau mengenaliku?




Hae Joon ditemukan oleh Pak Lee dan Pak Yoon.

Mereka mencoba membangunkan Hae Joon. Pak Lee menepuk2 pipi Hae Joon.

Hae Joon pun sadar.

Pak Lee : Astaga, kau harta karun kota kita, dan kau bisa saja mati sebelum waktumu.

Pak Lee menepuk2 pipi Hae Joon lagi agar Hae Joon beneran sadar.

Hae Joon memegangi pipinya, berhenti! Berhenti memukuliku!

Pak Yoon : Aku tidak memukulmu. Melihat pendarahannya, kurasa kita harus membawanya ke rumah sakit.

Pak Lee : Benar.

Hae Joon : Tidak apa-apa. Aku harus mencari seseorang.

Hae Joon mau berdiri tapi dia jatuh lagi.

Pak Yoon : Astaga, kamu belum boleh mati, Pak Yoon!

Pak Lee : Astaga, ini tidak mungkin terjadi. Bagaimana kau bisa mati padahal menyelamatkan anak-anak kami?

Pak Yoon : Ingat insiden lem super bulan lalu? Kau ingat, bukan, Pak Yoon?

Pak Yoon lalu menyuruh Pak Lee menggendong Hae Joon.

Pak Lee : Benar juga. Naiklah ke punggungku.

Hae Joon menolak, tidak apa-apa. Aku masih hidup!

Tapi Pak Lee dan Pak Yoon memaksa.


Yoon Young penasaran apakah sang ibu mengenalinya atau tidak.

Soon Ae : Apa kau.... Apa kau mabuk lem super?

Yoon Young protes, apa maksud Ibu?

Soon Ae takut lagi pada Yoon Young.

Soon Ae : Kau mau memukulku? Aku hanya ingin pulang.

Yoon Young semakin mendekati Soon Ae. Dia memegangi pipi dan bahu Soon Ae.

Soon Ae takut dan menangis.

Yoon Young : Ibu, ada apa dengan ibu! Untuk apa aku memukul ibu!  Ibu, ini aku, Yoon Young. Ibu, jangan menangis. Maafkan aku!


Soon Ae melindungi dirinya. Dia menghantukkan kepalanya ke kepala Yoon Young dan bergegas kabur.

Yoon Young kesakitan dan memegangi kepalanya.

Yoon Young : Astaga, itu sakit...


Orang-orang asik berjoget. Tapi tiba2, seorang pelayan masuk bersama seorang detektif dan polisi berseragam. Si pelayan memberi kode, ke DJ. DJ pun segera mematikan musicnya, bikin pengunjung kecewa.

Detektif bilang, mereka akan mulai menindak anak dibawah umur dan meminta pengunjung mengeluarkan KTP dan meminta pengunjung yang tidak membawa KTP untuk menyerahkan diri.

Hae Kyung, Eun Ha dan Yu Ri langsung panic. Mereka gak tahu harus gimana.


Soon Ae kembali dan terkejut melihat ada detektif.

Detektif pun melihat Soon Ae.


Hae Joon minta Pak Lee menurunkannya. Dia bilang, dia baik2 saja dan bisa jalan sendiri. Tapi Pak Yoon bilang, mereka harus ke rumah sakit.

Mereka lewat di kelab dan Hae Joon tak sengaja mendengar obrolan dua pegawai kelab yang bertugas menarik pelanggan.

"Ada noda darah di dahinya juga. Dia punya syal dengan bintik merah di lehernya. Dia seperti..."

Hae Joon langsung tanya kemana perginya gadis dengan syal bintik merah.

Si pegawai berkacamata memberitahu bahwa gadis itu masuk ke kelab.

Hae Joon pun langsung masuk ke dalam.


Si pegawai panic melihat Hae Joon.

Dia bilang, Hae Joon gak boleh masuk. Ada Dong Sik di sana. Tapi Hae Joon udah keburu masuk.

Pak Yoon : Dong Sik di sini?


Yoon Young keluar dari toilet dan melihat kerumunan.

Dia juga melihat Eun Ha, Hae Kyung, Yu Ri dan Soon Ae tengah berdiri dengan dua tangan diangkat ke atas.


Pria yang menggoda Soon Ae dan Yoon Young tadi lewat sambil memegang KTPnya. Yoon Young, apa yang terjadi.

"Kau tidak lihat? Mereka memeriksa KTP kita. Keluarkan KTP-mu. Kecuali kau ingin berakhir di kantor polisi bersama mereka."

Yoon Young melihat KTP pria itu.

Yoon Young : Jadi, begitulah KTP di sini.

Pria itu tanya, ada KTP yang terlihat berbeda dari ini?

Lalu dia bilang, itu artinya Yoon Young mata2.


Dong Sik yang mendengar itu, langsung menatap Yoon Young.

Yoon Young tegang ditatap Dong Sik.

Yoon Young : Kurasa pilihan kata-katamu salah.

Pria itu menoleh, dan melihat Dong Sik lagi berjalan ke arah mereka.

Pria itu minta maaf ke Yoon Young dan pergi.


Hae Joon masuk dan melihat Yoon Young dihampiri Dong Sik.

Dia juga melihat Hae Kyung, Eun Ha, Yu Ri dan Soon Ae.

Dia marah, dasar berandal. Sedang apa kalian di sini?

Keempat gadis itu langsung berlari ke belakang Hae Joon.


Hae Joon lalu berteriak, menyuruh Yoon Young mendekat.

Soon Ae bilang, Yoon Young bukan dari sekolah mereka.

Namun Hae Joon tetap bersikap seolah2 Yoon Young adalah muridnya.

Hae Joon : Kenapa kau berpura-pura bodoh di sana?

Semula Yoon Young gak ngeh. Tapi pas ngeh, dia langsung memanggil Hae Joon dengan sebutan 'sonsaengnim' dengan nada suara takut. Yoon Young mau lari tapi ditahan Dong Sik.


Dong Sik membentak Hae Joon.

Dong Sik : Apa yang kau lakukan!

Hae Joon teringat masa depan, ketika dia menyambangi kediaman Dong Sik.


Dong Sik sudah tua.

Narasi Hae Joon terdengar.

Hae Joon : Lima hari dari sekarang, tepat setelah dua kasus pembunuhan dan satu kasus orang hilang, dia tiba-tiba berhenti bekerja setelah bekerja dengan rajin. Dia orang yang akan meninggalkan kota ini dan menghilang. Dia menghilang selama 30 tahun.

Flashback end...


Hae Joon pun sewot, apa salahnya seorang guru membawa pulang murid-muridnya?

Dong Sik : Kenapa kau mengatakannya seperti itu? Polisi menangkap penjahat, dan kau tidak boleh menghalangi seperti itu.

Hae Joon lantas mendekati Dong Sik.

Hae Joon : Jangan coba mengancam anak muda dengan menyebut mereka "penjahat". Kenapa kau tidak melakukan tugasmu dan menangkap penjahat sebenarnya?

Dong Sik : Apa katamu?

Hae Joon : Karena kau tidak melakukan tugasmu dengan benar, keadaan menjadi kacau.

Dong Sik marah, apa yang baru saja kau katakan... Apa maksudmu?


Pak Yoon dan Pak Lee masuk.

Pak Yoon : Astaga, aku menghargai pekerjaanmu, Dong Sik-ah.

Melihat Pak Yoon, Dong Sik pun langsung memberi hormat pada Pak Yoon.

Pak Yoon : Astaga, kau seorang ayah, tapi kau tidak bisa pulang saat sudah larut. Tidak bisa begini. Aku akan memarahi Kepala Kim.


Pak Lee memarahi Soon Ae.

Pak Lee : Lihat pakaianmu. Dasar berandal. Kau sudah gila.

Soon Ae : Appa, bukan seperti itu.

Pak Lee menjewer kuping Soon Ae dan menariknya pergi dari sana.

Kyung Ae ngumpet dibalik punggung dua pemuda melihat Pak Lee.


Dong Sik menawarkan diri mengantar Pak Yoon pulang.

Pak Yoon setuju, tapi sebelum pergi, dia menyuruh anak-anak bandel itu untuk datang ke kantornya sampai pukul delapan pada hari Senin.


Pak Yoon keluar duluan.

Dong Sik menatap kesal Hae Joon.

Pak Yoon memanggil Dong Sik.


Dong Sik pun pergi.

Hae Joon diam memandangi kepergian Dong Sik.

Yoon Young menatap Hae Joon dengan tatapan penasaran.


Mereka berdua keluar dari Kelab Moon Night.

Karena tak tahu harus kemana, Yoon Young pun mengikuti Hae Joon.

Yoon Young : Kau mau ke mana?

Hae Joon : Aku akan mengurus hal-hal yang tidak bisa kuurus karena seseorang yang tidak seharusnya kuselamatkan.

Yoon Young : Omong-omong, siapa kau?

Hae Joon pun menatap Yoon Young dengan rasa kesal.

Hae Joon : Kau akhirnya penasaran dengan identitasku?

Yoon Young : Di sana terlalu sibuk, jadi...

Yoon Young lalu merubah kalimatnya.

Yoon Young : Lagi pula, keadaan cukup luar biasa sekarang.

Hae Joon makin ngomel, kau tahu ini luar biasa, tapi kau berkeliaran ke sana kemari. Kau datang untuk tur? Kenapa kau pergi ke kelab malam?

Yoon Young bingung menjawab, itu...

Tapi kemudian, Yoon Young balik nanya siapa Hae Joon. Dan kenapa Hae Joon terlihat biasa saja dengan kejadian mereka.

Yoon Young lalu melihat darah di dahi Hae Joon.

Dia menyentuh darah itu.

Yoon Young : Kau orang itu, bukan? Orang yang menabrakku dengan mobil.

Hae Joon : Aku tidak mengerti kenapa orang waras butuh waktu selama itu untuk memikirkan itu. Ya, aku orangnya. Ikuti aku. Kau akan lebih cepat mengerti jika kutunjukkan.


Hae Joon pun menunjukkan mobil merah itu yang sebenarnya adalah mesin waktu.

Yoon Young : Jadi, ini bukan mobil biasa. Ini mesin waktu. Serta kau penjelajah waktu. Aku tertabrak mobil ini dan kembali ke tahun 1987. Begitukah ceritanya? Luar biasa.

Hae Joon :  "Luar biasa?" Itu yang kau pikirkan, melihat mobilku seperti ini?

Yoon Young : Bukan aku yang menyebabkan ini, bukan?

Hae Joon : Kenapa aku tidak memikirkan itu? Kenapa aku berpikir itu hanya masalahku? Kenapa kau tertabrak?

Yoon Young : Apa?

Hae Joon : Bagaimana dan kenapa kau bisa tertabrak mobilku?

Yoon Young : Apa ada cara untuk tertabrak? Aku tertabrak karena kau menabrakku sebagai pengemudi.

Hae Joon : Tidak, kau tidak tahu cara kerjanya. Mobil ini tidak bisa menabrak apa pun. Ini menjadi transparan. Aku sudah bepergian ke berbagai titik waktu setidaknya dua kali sehari selama dua bulan terakhir, tapi ini tidak pernah terjadi. Kau bukan hanya tertabrak, tapi juga mengikutiku ke sini. Siapa di antara kita yang mungkin menjadi variabel di sini?

Yoon Young : Variabel?

Yoon Young berpikir sejenak, lalu dia menatap sepatu barunya.

Hae Joon : Apa ada yang terlintas di benakmu?

Yoon Young : Musiknya. Bukankah itu musiknya?

Hae Joon : Apa?

Yoon Young : Benar. Itu lagu sanulrim. Itu berisik sekali sampai telingaku sakit di luar.


Hae Joon ingat dia memutar musik sanulrim saat di mobil tadi.

Hae Joon lalu tanya, apa hubungannya sanulrim dengan terikutnya Yoon Young menjelajahi waktu.

Yoon Young : Apa kau menelepon?


Hae Joon lagi2 ingat dia memang menelpon seseorang sebelum menabrak Yoon Young.


Yoon Young : Bukankah bisa terjadi kecelakaan saat kau melakukan hal seperti itu saat mengemudi?

Hae Joon : Dengar. Ini dirancang agar tidak menabrak.

Yoon Young : Lagi pula, itu tidak bisa ditanggung asuransi di sini. Apa yang kita perdebatkan?

Hae Joon : Astaga. Aku hanya bertanya apakah itu bisa membantuku memperbaikinya.

Yoon Young : Kau punya tempat untuk kembali? Kau bilang kau guru di sini.

Hae Joon : Sepertinya dia tidak menonton berita.

Hae Joon lalu mengaku kalau dia hanya berwisata.

Hae Joon : Lini masa tempatmu tinggal juga rumahku. Aku hanya mendapat pekerjaan untuk memiliki identitas demi keselamatan. Posisi kita sama karena kita tidak cocok di sini. Artinya kita bisa berada dalam situasi berbahaya. Terutama untukmu.


Pak Kim datang, membawa kendaraannya.

Pak Kim : Kau baik-baik saja?

Hae Joon : Pak, maaf sudah merepotkan selarut ini.


Hae Joon membuka pintu mobilnya. Dia mau menutupi laptop serta ponselnya.

Yoon Young yang menyadari itu, langsung memberikan syalnya kepada Hae Joon.

Hae Joon pun memakai syal Yoon Young untuk menutupi laptop dan ponselnya.


Pak Kim melihat mobil Hae Joon.

Pak Kim : Apa terjadi sesuatu pada mobilmu?

Yoon Young : Dia tampaknya kenal banyak orang untuk orang yang tidak seharusnya berada di sini.


Hee Seob lagi nonton Konser G-Rock.

Dia larut dalam suasana, sampai tak sengaja menabrak seorang gadis dengan bahunya.

Gadis yang ditabrak, memegangi dahinya yang sakit tertabrak bahu Hee Seob.

Hee Seob kaget, apa aku memecahkan kepalamu?

Gadis itu semula mau marah tapi melihat wajah ganteng Hee Seob, dia melunak.

"Aku baik-baik saja."

Hee Seob memegangi kedua bahunya, tidak. Aku tidak bisa memecahkan tiga kepala dalam semalam, jadi, aku harus selalu berhati-hati.

Gadis itu mau mendekati Hee Seob, tapi Hee Seob menyuruhnya menjauh.

Hee Seob : Mari kita jaga jarak.

Gadis itu merasa Hee Seob aneh.


Pak Kim menderek mobil Hae Joon dengan kendaraannya.

Hae Joon dan Yoon Youg berjalan di belakang mobil.

Hae Joon : Kau baik-baik saja? Kau berjalan dengan cara yang aneh.

Yoon Young : Aku baik-baik saja. Lagi pula, aku tidak bisa ditanggung asuransi di sini. Bagaimana denganmu?

Hae Joon : Aku akan baik-baik saja. Akan sedikit rumit jika aku mati di sini. Itu akan menjadi kematian orang yang tidak pernah lahir. Tidak mungkin aku bisa bertanggung jawab untuk ini.

Yoon Young lalu memberikan Hae Joon camilannya.

Yoon Young : Camilan manis dan asin ini adalah solusi untuk semuanya.

Hae Joon mencicipinya, tapi merasa asin.

Hae Joon : Astaga. Ini yang terburuk.


Hae Joon mengunci pintu gudangnya. Dia baru saja menyimpan mobil merahnya di sana. Sementara Yoon Young di depan kediaman Hae Joon. Dia takjub melihat rumah Hae Joon yang mewah. Hae Joon mendekati Yoon Young dan menyuruhnya masuk duluan.


Sekarang, Yoon Young lagi mengompres kepalanya dengan es. Tak lama, Hae Joon datang membawakannya segelas air. Yoon Young masih tak menyangka Hae Joon punya rumah di tahun 87.

Yoon Young : Kau bisa terus tinggal di sini.

Hae Joon : Kau mengutukku?

Yoon Young : Aku harus menginap di sini karena tidak punya rumah.

Hae Joon : Aku akan memperbaiki mobilnya dengan cara apa pun. Tetaplah di sini sampai itu diperbaiki. Cobalah untuk tidak keluar karena itu bisa berbahaya.

Yoon Young : Kenapa? Apa yang berbahaya?

Hae Joon : Bukankah kau merasa seperti itu di kelab tadi? Kau punya KTP? Bagaimana dengan pekerjaan? Kau punya?

Yoon Young : Aku bisa menjadi mata-mata. Aku akan berhati-hati.

Hae Joon : Yang terpenting, kau bisa menjadi bahaya. Jika kau tidak sengaja
menjatuhkan benih di sini, itu akan menjadi pohon dalam 30 tahun. Satu tindakanmu bisa mengubah masa depan seseorang.

Yoon Young : Aku akan mengingatnya.


Soon Ae diseret ibunya keluar rumah.

Soon Ae heran sendiri ibunya begitu kuat.

Ok Ja kesal, dasar anak nakal! Kau pergi ke kelab malam? Kau ingin membuat ibu kesal seperti kakakmu.

Soon Ae : Tidak, Ibu.

Ok Ja : Benar, bukan? Diam! Ibu tidak butuh kalian. Pindah saja.


Pak Lee mencoba membujuk istrinya.

Pak Lee : Sayang, kau sudah cukup memarahinya. Kau tidak bisa mengusirnya di tengah malam.

Ok Ja : Apa? Jika kau punya keluhan, keluarlah dari rumah bersamanya.

Ok Ja pun masuk ke dalam.


Pak Lee membuka pagar. Soon Ae berharap dia bisa masuk ke rumah. Tapi sang ayah hanya mau menyuruhnya menerima hukuman sebentar dan menutup pagar lagi.

Soon Ae duduk di depan rumahnya dan senyum2 menatap kediaman Hae Joon di depannya. Karena lampu Hae Joon sudah menyala, dia yakin Hae Joon sudah pulang.


Yoon Young memikirkan Soon Ae yang tadi memanggil Hae Joon 'guru'.

Yoon Young : Mengingat dia memanggilnya guru, dia pasti bersekolah di dekat sini. Rumahnya pasti di lingkungan ini. Apa karena itu aku berakhir di Woojung-ri? Karena ini kampung halaman ibu? Itukah alasanku dikirim ke sini, Bu?


Yoon Young menyembunyikan wajahnya.

Hae Joon keluar membawa seperangkat alat tidur.

Dia terdiam sejenak melihat Yoon Young.


Tak lama kemudian, Hae Joon membuat suara. Yoon Young mendongak dan mencoba menahan air matanya agar tidak keluar.

Hae Joon : Kau sungguh tidak keberatan tidur di sini?

Yoon Young : Aku merasa nyaman di sini.

Hae Joon : Jika butuh sesuatu saat tinggal di sini, beri tahu aku. Pakaian, makanan, atau minuman.

Yoon Young : Menjadi orang kaya dan pengangguran adalah impianku sejak lama.

Hae Joon : Nikmatilah selagi bisa karena itu tidak akan lama. Aku teknisi yang lebih baik daripada dugaanmu.

Yoon Young : Itu bagus. Terima kasih untuk semuanya hari ini.

Hae Joon : Kau pasti cukup ketakutan hari ini. Jangan terlalu khawatir dan beristirahatlah. Aku akan segera membawamu pulang.


Tapi kenyataannya, Hae Joon gak tahu cara memperbaiki mobilnya.

Hae Joon : Ini menyiksaku. Aku benar-benar tidak tahu.

Hae Joon memukul2 mesin mobilnya tapi malah kesetrum.


Hae Joon lantas pergi ke ruangannya dan menatap tanggal di kalender yang dia tandai. Tanggal 14. Pembunuhan pertama. Hae Joon cemas karena ada Yoon Young sekarang. Dia berniat mengirim Yoon Young kembali sebelum tanggal itu. Berhasilkah Hae Joon memperbaiki mobil merah agar bisa membawa Yoon Young pulang kembali?

Bersambung ke part 2.....
My Perfect Stranger Eps 2 Part 1 My Perfect Stranger Eps 2 Part 1 Reviewed by GioK on May 25, 2023 Rating: 5

No comments